Salah satunya adalah membandingkan efisiensi yang bisa diberikan oleh fitur idling stop system bila dibandingkan dengan kondisi ketika tidak mengaktifkan fitur smart ini. Baru deh kesampaian menjajal setelah unit test dari PT AHM dikirim ke kantor redaksi.
Karena tujuan awalnya membandingkan, maka sesi tes konsumsi bahan bakar kali ini dilakukan dalam dua tahap berbeda. Tahap pertama tanpa idling stop, dan tahap kedua dengan idling stop. Asiknya, cukup pakai satu motor saja, kan fitur ini bisa di non aktifkan hanya dengan pencet tombol di panel setang.
Tinggal menentukan rute dan waktu pengetesan. Keduanya harus sama agar bisa mendapatkan jarak tempuh dan kondisi lingkungan yang serupa. Ingat hanya serupa ya, tidak akan mungkin benar-benar sama. Ketidak presisian hasil pengetesan karena kondisi lingkungan yang berbeda pasti akan terjadi. Tapi, setidaknya sudah diusahakan agar tidak melenceng terlalu jauh.
Sekali jalan, totalnya ada sekitar 6 lampu traffic light dengan ragam waktu pemberhentian. Mulai dari 120 detik sampai kurang dari 60 detik. Dan untungnya, hampir selalu kena berhenti di lampu merah hehhee..
Ketika berhenti di lampu merah, teknologi idling stop sangat berguna. Hanya dalam waktu 3 detik kondisi idle, mesin langsung mati. Oh iya, meski mesin mati, headlamp tetap menyala. Hanya cahayanya jadi sedikit redup. Ketika gas dibuka, mesin pun kembali menyala.
Cukup menguras tenaga saat mendekati perempatan Pancoran dan Kuningan. Kondisi stop n go tidak dapat dihindari, tapi justru di sini pula bisa merasakan fungsi dari fitur idling stop.
Taruhlah, karena kemacetan menjelang traffic ligth mengular, bisa kena lampu merah hingga 3 kali. Kalau satu kali lampu merah 60 detik, maka harus berhenti 180 detik. Wah, kalau mesin dibiarkan menyala lumayan juga tuh borosnya.
Hasilnya cukup signifikan, dengan rider berspesifikasi 168 cm/65 kg Vario Techno 125 Idling Stop capai 53.48 liter/km pakai idling stop. Sedang saat menonaktifkan idling stop hanya 42.02 liter/km. Oiya dalam pengetesan ini cara buka tutup gas tetap agresif tapi kecepatan maksimal dibatasi hanya 80 km/jam.
Baik performa dan akselerasi tidak ada yang kurang, sama saja seperti versi sebelumnya yang belum pakai idling stop. Rem juga sudah menganut Combi Brake System (CBS), peranti penghenti laju cukup mumpuni memberhentikan motor.
Bentuk jok tetap lebar, pijakan kaki rider ke aspal jadi kurang sempurna. Suspensinya juga masih sama, redamannya nyaman dan cukup stabil di kecepatan sedang sampai tinggi. Satu yang berbeda adalah, saat gas dibuka mendadak suara ngoroknya udah ilang bro..!!!
No comments:
Post a Comment